Kolom Pembaca

Destinasi Wisata & Kuliner Kepri Bangkit dan Menggeliat

Provinsi Kepulauan Riau yang  terdiri dari 96 persen adalah wilayah laut dan pantai,  hanya 4 persen saja dataran  rawan terhadap goncangan ekonomi disebabkan akses global dari negara tetangga di Asean. Tidak luput kejadian sentuhan masalah global dirasakan oleh Provinsi Kepulauan Riau yang terjadi dari tahun 2016 sampai hari ini,  jika pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi mencapai angka 6,02 persen (tahun ke tahun/yoy), melampaui angka nasional  4,79 persen,  tiba-tiba  pada tahun 2017 turun drastis   menjadi 2,02 persen, yang sebenarnya idikasi melemahnya ekonomi Kepri telah dimulai sejak tahun  2016 karena saat ini ekonomi  hanya tumbuh pada angka 5,02 persen.

Anjloknya ekonomi Kepri tahun 2016 sampai sekarang disebabkan salah satunya oleh perdebatan status tentang Pulau Batam baik peralihan kepemimpinan BP Batam, dan juga diskusi sekitar apakah Batam harus KEK atau FTZ ?  yang ujung-ujungnya perdebaatan tesebut hanya sebagai wacana dan sampai hari ini tidak membuahkan hasil.  Pemerintah Kota Batam, Kabupaten Bintan,  Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga  dan Kabupaten yang lainnya sebagai yang bertanggungjawab kepada masyarakat karena dipilih secara langsung oleh masyarakat melalui Pemilu  harus tetap membuktikan visi dan misi serta program  semasa berkampanye pada pilkadanya masing-masing.  Mereka memperjuangkan nasib  tenagakerja, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan daya beli masyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memajukan sektor pendidikan, meningkatkan sektor pariwisata dan jasa.

Gerak cepat pemerintah tersebut  yang sebelumnya hanya mengandalkan sektor industri, sejak tahun 2017 putar haluan dan focus pada program pengembangan sektor pariwisata, menyatuhan dengan sektor jasa transportasi, perhotelan dan restoran, ternyata mampu mendatangkan 1,4 juta orang wisatawan dari target 2,2 juta orang. Apa yang dilakukan oleh pemerintah baik Walikota maupaun Bupati saat ini sudah menunjukkan komitmen mereka sebagai  pimpinan  pada masing-masing daerah di Provinsi Kepulauan Riau.  Pemerintah daerah tidak perlu menunggu Industri seperti yang selama ini membayang-banyangi tenaga kerja lokal,  enam bekerja kemudian belum tentu diterima kembali oleh perusahaan tersebut karena sistem hubungan kerja yang tidak permanen.

Pemerintah  sudah selayaknya menyentuh sektor-sektor lain selain seperti Industri Pariwisata, Sektor Perkebunan dan Pertanian, Industri sektor Perikangan, dan Budi Daya, Sektor Kuliner dan Industri Manufaktur lainnya. Sektor  Industri baik  elektronik maupun Industri Galangan Kapal bukan tiak penting namun sektor ini berpengaruh sangat pada kondisi pasar Internasional.  Hari ini ahirnya masyarakat butuh pekerjaan, masyarakat butuh kursus-kursus, butuh  keterampilan, untuk kemudian hidup lebih mandiri.   Pemerintah Kota dan Kabuapten di Provinsi Kepulauan Riau harus sadar dan belajar dari pengalaman yang di alami pekerja dan  pemerintah Kota Batam dan Provinsi Kepuluan Riau dimana ribuan masyarakatnya menganggur dampak tutupnya puluhan perusahaan selama tahun 2016-2017.  Tutupnya hampir 50 perusahaahn baik industri galangan kapal dan elektronik mengakibatkan anjloknya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang sebelum tahun 2016 selalu berada pada uturan pertama se-sumatera dan nomor empat tingkat nasional  menjadi nomor dua terahir  pada peringkat nasional  tahun 2017, ini adalah kondisi terburuk  ekonomi selama provinsi termdua ini berdiri.

Hari ini Pemerintah Kota Batam dan Kabupaten Bintan telah berbenah, demikian juga Tanjungpinang dengan memperluas  ruang parkir pelabuhan dan menerapkan sistem pelayanan khusus penumpang kapal di pelabuhan laut  Sri Bintan Pura di Tanjungpinang, dalam rangka memberikan pelayanan  dan perluasan akses serta meningkatkan pesona lingkungan daerah masing-masing. Batam misalnya mampu merubah kebiasaan sebahagian maysarakat yang hidup di linkungan kumuh membangun kios-kios  berjualan di Trotoar dan pinggiran jalan, hari ini sudah bersih, rapi dan lebih luas sehingga memberikan dampak positif sebagai kota modern. Kabuapten Bintan dengan segala kemampuan SDM mulai menata  Lingkungan Lagoi yang sebelumnya tertutup untuk masyarakat Lokal hari ini harus terbuka,  dengan demikian setiap orang dengan segala kondisinya  dan latar belakang dapat menikmati kesan ramah, santun, dan sensasinya Lagos dan  Kabupaten Bintan secara menyeluruh. Pemeirntah Kabupaten Bintan juga memanjakan masyarakatnya dengan membangun  suasana kota yang berbeda dari sebelumnya karena akan hadir Fountain Water Kijang City, wahana Air Mancur sejuta warna di pusat Kota Kabupaten Bintan.

Program pengembangan sektor pariwisata  dimaksud pada masing-masing daerah Kota dan Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau  akan menciptakan lapangan kerja baru, sektor pengelolaan  jasa perhotelan, transportasi, tumbuhnya  objek-objek wisata baru, kuliner-kuliner  bertarap  domestik dan internasional,  produk-produk unggulan hasil karya  masyarakat  lokal.  Akan muncul pula  Lembaga-Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) baru dibidang penyedia calon tenaga kerja sektor  jasa  yang terampil dan memiliki kompetensi unggul.

Selain wisata sektor darat,   sektor Laut dan pesisir wilayah Kepulauan Riau yang perlu penataan seperti Pulau Desa Benan yang berpenduduk lebih kurang 869 jiwa  terletak di Kec.Senayang Kabupaten Lingga  memerlukan perluasan akses informasi, publikasi, infrastruktur, transportasi, Pembangunan Industri Kerajijan Rumah Tangga bagi penduduk lingkungan objek wisata yang akan memanjakan pengunjung dengan  produk-produk khas ke-Melayuan untuk menarik wisatawan lokal maupun internasional.  dengan demikian masyarakat memiliki sektor pekerjaan  lain selain   Industri  Galangan kapal dan elektronik  yang rawan terhaap pemutusan hubungan kerja  seperti  Industri Galangan Kapal  dan elektronik  di Batam  yang kapan saja secara tiba-tiba dapat menutup perusahaannya meninggalkan masalah pada karyawannya,  ini adalah contoh buruk  dari manajemen perusahaan yang tidak bertanggungjawab   oleh perusahaan asing di negara ini, dan lemahnya control pemerintah khususnya dinas terkait.  Semoga  hal ini tidak terulang kembali.  Dan  mari kita  bersahabat dengan laut seperti  lagu  dahulu kala “nenek moyangku seorang pelaut”

 

Ditulis Oleh : Akhirman.S.Sos,.MM (Dosen  Fakultas Ekonomi UMRAH)

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close