Kolom Pembaca

Akar Radikalisme

Kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran menjadi akar masalah radikalisme, sehingga pendidikan diharapkan menjadi solusi agar generasi muda tidak muda terjebak dengan gerakan radikal. Kemiskinan menjadi tempat masuk para terorisme untuk melakukan propaganda dan hasutan terhadap system pemerintahan saat ini. para teroris akan menjustifikasi lemahnya negara ini dalam mensejahterakan masyarakat. kemudian pemimpin sekarang dianggap pemimpin kafir dan harus dirubah dengan perjuangan mengangkat senjata. Ini adalah suatu ajaran yang ditransfer kepada orang-orang yang miskin dan mereka juga diberikan jaminan bahwa melawan kekuasaan yang zalim diberikan balasan syurga. Ajaran seperti ini didoktrin kepada orang-orang miskin dan bodoh karena mereka tidak pernah belajar tentang ajarannya secara murni dan konsekuensi.

Kemiskinan

Untuk itulah pemerintah harus memberantas kemiskinan dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara merata di semua sector pembangunan, sehingga akan menekan angka kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi harus memberikan peluang kepada masyarakat kecil didaerah untuk dapat meningkatkan akses dan asset secara produktif sehingga memperkecil jurang antara orang kaya dan orang miskin. Sebab kesenjangan sosial yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kaum tidak punya akan gampang tersulut emosional dan cepat terhasut oleh ajaran-ajaran tertentu yang klaim kebenaran dengan cara memaksakan kepada kelompok yang lain.

Ini sangat membahayakan system bernegara, sebab ada kelompok-kelompok radikal yang tidak mau tunduk pada system hukum di negara ini. kelompok-kelompok transnasional yang membawa paham-paham tertentu harus selalu diwaspadai dan dicontrol dengan hati-hati, karena bisa saja paham tertentu dibawanya akan membuat doktrin truth klaim atau klaim kebenaran ajarannya dipaksakan kepada kelompok lain. Sekali lagi akar kemiskinan harus diberantas di masyarakat, karena jika tidak diberi porsi dalam peningkatan angka kesejahteraan pada masyarakat, justru msyarakat akan cepat terpengaruh dalam paham-paham yang dibawa dari luar. Kemiskinan structural banyak terjadi didaerah, disamping kemiskinan yang lainnya. Kemiskinan structural adalah kelompok tertentu yang mendominasi dan menguasai sumber-sumber daya ekonomi dan berusaha untuk secara structural mengkolonisasi kehidupan msyarakat kalangan bawah.

Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal pemberdayaan ekonomi harus terus dilakukan. Karena pemberdayaan tetap bertujuan agar mengeluarkan masyarakat dari belenggu kemiskinan. Tetapi pemberdayaan dimsayarakat harus memberikan kemandirian kepada masyarakat untuk bisa berdaya dan kuat dengan mengedepankan kearifan local atau modal sosialnya. Modal sosial masyarakat sebagai penguat dan perekat masyarakat secara kontinyu harus dijadikan sebagai dasar dalam pemberdayaan ekonomi dimsyarakat. Jangan sampai terjadi lagi pembangunan dari atas kebawah seperti zaman orde baru, karena akan menyebabkan masyarakat menjadi objek pembangunan terebut.

Kita menginginkan masyarakat menjadi subjek dari pembangunan dan terlibat dalam sector pembangunan ekonomi. Kemudian juga ideology pembangunan didaerah jangan sampai meminggirkan peran masyarakat marginal didaerah, sebab banyak kasus terjadi pembangunan didaerah sering mengganggu masyarakat tempatan untuk tetap eksis didaerah. rezim yang berkuasa didaerah harus tetap hadir sebagai pemimpin yang tahu akan kemiskinan didaerahnya. Untuk itulah akar kemiskinan didaerah harus diberantas, agar masyarakat tidak cepat terpengaruh dengan ajaran-jaran tertentu untuk melakukan makar terhadap pemerintahan yang syah dan konstitusional ini.

Kebodohan

Kebodohan juga merupakan akar dari radikalisme yang perlu diberantas oleh pemerintah, karena buta hurup akan menjadikan msyarakat terdoktrin dengan cepat tanpa memikirkan efek soial yang akan terjadi. Kelompok-kelompok yang mendoktrin masyarakat dengan ajaran-ajaran tertentu akan mudah masuk dalam masyarakat, jika masyarakat tidak kritis dan pintar dalam melihat motivasi ajaran tersebut. Kebodohan memang membuat orang-orang semakin cepat larut dalam ajaran yang mengatasnamakan sebuah agama.

Padahal agama idealnya memberikan paham tentang bagaimana membuat kebajikan kepada orang lain dan berjiwa manusiawi. Humanisme atau paham kemanusiaan harus diajarkan dalam masyarakat kalangan bawah, agar tidak tersulut dan terprovokasi dalam aksi-aksi terror dimasyarakat. pemerintah harus memperhatikan bagaimana pendidikan semakin merata kesempatannya kepada semua msyarakat dari lapisan manapun. Karena dengan pendidikan yang merata, merupakan usaha untuk membendung nilai-nilai radikalisme yang masuk.

Pendidikan informal perlu di berikan dalam keluarga. Orang tua harus secara dini memberikan pendidikan informal tentang bagaimana aksi terorisme sangat membahayakan system sosial dimasyarakat. peran sosialisasi dalam keluarga sangat besar sekali terhadap anak untuk bisa turun menjadi anggota masyarakat. sosialisasi tentang nilai-nilai moderat dan saling toleransi antara sesame manusia dalam hidup dimasyarakat sangat mutlak diperlukan. Karena akan menumbuhkan benih-benih kebaikan dalam diri individu tersebut.

Orang tua tidak boleh abai terhadap pentingnya penanaman nilai-nilai humanisme pada diri anak. Karena akan membuat anak semakin kritis dan protes terhadap aksi-aksi terorisme yang mengkolonisasi humanisme dimasyarakat. kemudian pendidikan formal disekolah umum dan sekolah-sekolah agama harus diperbanyak pemahaman tentang arti penting menjaga nilai solidaritas dan integrasi sosial dimasyarakat. pendidikan disekolah harus diterapkan symbol-simbol anti kekerasan disetiap sudut ruangan, seperti baliho dan karikatur anti kekerasan di sekolah. Agar bisa memberikan kesempatan anak didik memahami bagaimana aksi-aksi radikalisme yang mengatasnamakan agama harus dibasmi di negeri ini.

Kemudian fundamentalisme agama juga disebabkan karena pendangkalan terhadap nilai-nilai agama yang moderat. Inilah yang harus dibendung dalam setiap kehidupan masyarakat. pemerintah harus mampu menciptakan system yang tidak ada peluang sedikitpun untuk para teroris melakukan perekrutan terhadap masyarakat. para tokoh agama. Tokoh masyarakat, dosen dan guru harus memberikan keteladanan kepada masyarakat. Untuk itulah kebodohan harus diberantas oleh semua elemen dimasyarakat, bukan saja urusan pemerintah tetapi pihak swasta harus juga dilibatkan. Pendidikan dalam keluarga, institusi pendidikan, masyarakat dan swasta lainnya harus didukung, berguna untuk membendung radikalisme dalam tatanan sosial.

Karena aksi radikalisme juga merupakan dari tidak benarnya pendidikan dalam setiap elemen dalam masyarakat. kekerasan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat juga akan menimbulkan anti sosial dikalangan anak. Apalagi pendidikan sekarang kurang memperhatikan nilai-nilai moral dalam perkembangan anak, tetapi nilai kuantitatif selalu dinomor satukan. Akhirnya miskin moral dan perilaku tidak beretika dalam kehidupan remaja semakin berkembang. Ini adalah tugas orang tua, guru dan para dosen dalam ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Yang penting adalah para guru dan dosen juga orang tua mampu menghalau ideology radikalisme tumbuh dalam system pendidikan disekolah. Mudah-mudahan dengan pendidikan berakarakter dan bermoral yang didasari dengan nilai-nilai ideology pancasila mampu membendung kekerasan yang berujung radikalisme dalam masyarakat.

Pengangguran

selain kemiskinan yang menjadi penyebab akar radikalisme dalam system sosial masyarakat, kebodohan juga salah satu factor yang menjadikan orang-orang bisa salah memahami doktrin-doktrin tentang sebuah nilai-nilai suatu kelompok yang mengatasnamakan suatu agama. Kebodohan harus diberantas karena akan menimbulkan tafsiran-tafsiran yang anti sosial dalam kehidupan sosial dimasyarakat. apalagi ditambah dengan factor pengangguran yang semakin tinggi, menyebabkan semakin laris dan laku bagi para mereka yang tidak bekerja untuk memahami doktrin kekerasan. Kebanyakan para pengangguran yang terlibat dalam setiap aksi-aksi kekerasan.

Tugas pemerintah adalah menyiapkan lapangan pekerjaan, oleh karena itu pertumbuhan ekonomi harus didongkrak agar bisa mengurangi angka pengangguran dan tersedianya lapangan pekerjaan. Jangan sampai terjadi tingginya pertumbuhan ekonomi, tetapi miskin investasi dan akhirnya tidak ada efek terhadap pengurangan angka pengangguran. Sebab pengangguran yang tinggi akan membuat orang-orang terdidik dan tidak terdidik semakin lebar peluang untuk mengikuti suatu kelompok dengan doktrin-doktrin kebenaran, bahkan claim kebenaran terhadap orang lain juga dipaksakan.

Amanah Undang-Undang Dasar 1945 harus merupakan tanggungjawab moral yang dilaksanakan oleh penguasa atau pemimpin dinegeri ini. semoga dengan menjadikan tiga variable utama yang mendasari akar radikalisme seperti kemisikinan, kebodohan dan pengangguran menjdikan pemimpin dinegeri serius untuk memberikan solusi perbaikannya. Jangan sampai penguasa dinegeri ini hanya memikirkan politik yang tidak berkesudahan. Potonglah akar radikalisme seperti kemiskinan, kebodohan dan pengangguran agar bisa tercipta masyarakat yang aman dari aksi-aksi terorisme. Semoga. (Sumber : http://titoopini.blogspot.co.id)

 

Oleh : Suyito, M.Si Dosen Sosiologi Stisipol Tanjungpinang

 

Tags
Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close