Kolom Pembaca

PERAANTAUAN SAKSI BISU KEHIDUPAN MAHASISWA

PERAANTAUAN SAKSI BISU KEHIDUPAN MAHASISWA

Oleh : Andyani Nita Ayu Rahmawati
NIM : 15103010
MAHASISWA SOSIOLIGI STISIPOL RAJA HAJI

Hidup jauh dari orang tua adalah resiko bagi seseorang untuk mengenal lebih jauh lagi bagaimana kehidupan didunia luar lingkungan tempat tinggal asli kita,dan juga resiko bagi kita yang ingin kuliah diluar kota. Menambahkan pengalaman kehidupan bagi seseorang,mengajarkan tentang bagaimana arti “prihatin” terhadap diri sendiri dan memulai kehidupan yang baru tanpa campur tangan orang tua kita. Hidup diluar lingkungan kita sangatlah menyenangkan,apalagi ditambah lagi dengan pengalaman-pengalaman baru yang akan kita dapatkan diluar rumah.

Kita akan lebih paham bagaimana cara mengelola uang ketika kita hidup diperantauan. Mengelola agar tidak cepat habis ketika memasuki pertengahan bulan,membuat otak berfikir keras bagaimana caranya menambah uang jajan dan tidak mmelulu mengandalkan uang dari orang tua  dengan cara mencari pekerjaan agar kita memiliki tabungan untuk biaya hidup diperantauan dan juga menambah-nambah uang saku kita untuk hari-hari berikutnya.

mahasiswa/i rantau berarti kamu harus tinggal jauh dari keluarga. Tidak melihat wajah ayah dan ibumu juga adik atau kakakmu setiap pagi. Kamu akan bangun dengan melihat langit-langit kamar yang sunyi dan bersih. Kamu akan mendapati dirimu sendiri setiap hari di dalam kamar indekosmu yang mungil. Karena itulah mental juga harus dipersiapkan sejak kamu memutuskan untuk menjadi mahasiswa rantau. Jika kamu tergolong anak yang manja maka tinggalkan segera sifatmu itu. Jadilah mandiri dengan mulai belajar untuk melakukan apapun seorang diri.

Satu hal yang membuat mahasiswa rantau dipandang sebagai pribadi yang kuat dan tegar adalah karena mereka para perantau ini harus bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri, tanpa bantuan keluarga. Masalah yang menghampiri mahasiswa rantau bukan hanya masalah tentang perkuliahan dan tugas-tugas yang menumpuk tetapi juga tentang masalah pergaulan dan lingkungan tempat tinggal yang baru. Ketika kamu sudah menjadi mahasiswa rantau, maka secara otomatis kamu sudah tumbuh menjadi individu mandiri yang berdiri di atas kaki sendiri untuk menyelesaikan semua permasalahan yang menerpamu.

Banyak sekali cara-cara yang dilakukan oleh setiap mahasiswa/i dalam mencari pekerjaan diwaktu kosong ketika libur kuliah. Mulai dari menawarkan diri untuk menjadi tukang cuci ataupun banyak lagi. Dari sekian banyak pekerjaan tidak sedikit pula yang menjadi “ayam kampus” demi mendapatkan uang banyak dengan cara cepat. Mereka rela menjadi simpanan lelaki hidung belang demi menyalurkan niatnya. Mereka rela mengorankan kesuciannya demi rupiah tanpa memikirkan bagaimana masa depannya. Mereka melakukan hal-hal yang dapat menghancurkan masa depan mereka sendiri tanpa harus bersusah payah mengumpulkan rupiah.

Mereka melakukan tindakan tersebut dikarenakan banyak faktor,rata-rata faktor yang mempengaruhi adalah faktor ekonomi keluarga. Namun,tidak sedikit juga yang melakukan tindakan tersebut karena faktor pertemanan. Banyak juga dari mereka yang merantau dan memulai mencari teman diperantauan untuk dijadikan sebagai teman ngobrol ataupun bertukar pikiran. Jika kita salah memilih orang untuk menjadikan teman maka fatal yang akan terjadi.

Banyak dari mahasiswi mau melakukan pekerjaan yang tidak seharusnya dilakukan adalah juga karena faktor pertemanan. Pada  saat kuliah berteman dengan wanita  yang gaya hidupnya seperti layaknya para mahasiswi di kota besar sehingga ikut terjerumus dengan pola hidup yang selayaknya para mahasiswa itu. Banyak juga dari mereka yang terpaksa melakukan hal-hal tidak layak itu karena keterpaksaan namun mereka tetap melakukannya demi rupiah yang mereka inginkan itu. Banyak yang sudah berputus asa dengan kehidupan mereka dengan ekonomi yang pas-pasan. Tidak hanya rela menjadi “wanita simpanan” mereka pun sudah mulai rela meninggalkan kuliahnya demi menikmati kehidupan barunya. Mereka sudah tidak memperhatikan lagi bagaimana cara mewujudkan mimpi orang tuanya yang ingin melihat kesuksesan anak-anaknya diperantauan. Meninggalkan perjuangan orang tua dikampung halaman terntang bagaimana lika-liku mereka mencari rezeki demi masa depan anak-anaknya diperantauan.

Meninggalkan sifat buruk dari mahasiswa menjadi simpanan,banyak juga mahasiwa yang mampu menyelesaikan kuliahnya hingga mendapat gelar yang membanggakan dengan berbagai perjuangan dan usaha yang mereka lakukan demi mewujudkan mimpi orang tua mereka. Mereka melakukan segala daya upaya demi mempertahankan IPK yang memuaskan dan meninggalkan hal-hal yang membuat usaha mereka hancur.

Tindakan yang tepat dilakukan oleh mahasiswa perantauan yaitu dengan memulai segala hal yang positif. Mendahulukan kepentingan sekolah terlebih dahulu. Mengingat segala jerih payah orang tua demi masa depan kita dan perjuangan orang tua yang selalu melibatkan kita disetiat barisan doa-doa sepanjang lima waktunya. Tidak lupa memilih teman yang membawa pengaruh positif akan lebih baik demi kehidupan diperantauan.

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close