Kolom Pembaca
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS & SMA/MA) di INDONESIA
Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan pasar bebas 2020 yang tergabung dalam kebijakan nasional, seyogyanya dititkberatkan pada bidang ekonomi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Adanya dasar dari peletakan di sektor ekonomi yaitu pembangunan di sektor industri. Sehingga perkembangan sektor industri akan cepat berkembang dan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam jumlah yang memadai. Peletak dasar sumber daya manusia yang berkualitas adalah sekolah. Sekolah memberikan fundamen terhadap pembinaan dan pelatihan. Sekolah menegah jenjang SMP/MTs dan SMA/MA merupakan satuan-satuan pendidikan, yaitu jenjang pendidikan menengah umum yang berfungsi mempersiapkan lulusan dalam mencapai beberapa sasaran.
Sasaran pertama adalah lanjutan studi. Sebagai program pendidikan umum, SMP/Mts mempersiapkan lulusannya untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi yaitu SMA/MA dan perguruan tinggi. Adapun tujuannya para siswa harus dibekali dengan pengetahuan dan kecakapan akademis yang mendasari pengetahuan dan kecakapan akademis di SMA/MA hingga perguruan tinggi. Jenjang pendidikan umum belum mampu menciptakan kemampuan bekerja, kecuali keterampilan pilihan yang bukan merupakan program utama.
Sasaran kedua, pengembangan kepribadian siswa. SMP/MTs dan SMA/MA juga mempunyai fungsi dan tanggungjawab dalam pengembangan kepribadian siswa yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang sehat, bermoral dan mandiri serta mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mengembangkan potensi juga kekuatannya. Sasaran ketiga, pengembangan siswa sebagai warga masyarakat/negara. Para siswa lulusan SMP/MTs dan SMA/MA memiliki pribadi yang sehat, mandiri dan mampu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tiggi, mereka diharapkan menjadi warga negara masyarakat yang bertanggungjawab, mampu bekerja sama dan hidup damai dengan sesama warga lain.
Pendidikan sekolah menengah yang baik ditandai oleh keberhasilan mengembangkan kemampuan “latent” atau kemampuan potensial yang dimiliki oleh setiap siswa sehingga menjadi kemampuan nyata. Adapun komponen-komponen pendukung utama pendidikan seperti guru, kurikulum serta pengelolaan sekolah dan lingkungan. Dalam hal ini guru memiliki peranan penting dalam proses peningkatan kualitas mutu pendidikan dan membimbing siswa/peserta didik pada proses pembentukan karakter diri. Sesuai dengan konsep pendidikan yang di ajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani. Dengan demikian, dari semboyan tersebut tercermin karakter guru yang berkepribadian dan integritas tinggi.
Sebagai bahan acuan lain, ada beberapa permasalahan mengenai pendidikan di Indonesia yang harus di petakan, yaitu pemerataan, mutu dan relevansi, efesiensi dan efektivitas. Adapun permasalahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor : Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Laju pertumbuhan penduduk, kelemahan guru/ dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang dihadapinya dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan (masalah pembelajaran). Dalam hal ini ada beberapa landasan yang mendukung proses pendidikan yang bermutu yaitu menyangkut semua komponen pelaksana pendidikan dan kegiatan pendidikan yang disebut sebagai mutu total atau “total quality”. Faktor-faktor yang terlibat dalam pengembangan mutu pendidikan secara sistematik dapat dilihat sebagai berikut.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk menciptakan suatu pendidikan yang berkualitas dan bermutu di Indonesia, dapat dicapai dengan beberapa komponen yaitu adanya instrumental yang merupakan proses input yang terangkum mengenai kebijakan pendidikan, program pendidikan –kurikulum, personil : ks, guru, staf tu, sarana, fasilitas, media dan biaya. Selanjutnya, RAW (Input) yang berasal dari siswa, yaitu memiliki kriteria intelek, fisik-kesehatan, sosial-efektif, dan peer group. Adanya proses pendidikan yang meliputi pengajaran, pelatihan, pembimbing, evaluasi, ekstrakurikuler dan pengelolaan. Kemudian environmental (input) selanjutnya berasal dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat dan lembaga sosial, unit kerja. Dengan demikian, tercipta mutu pendidikan yang menghasilkan out put (lulusan) yang memiliki kriteria pengetahuan, kepribadian dan performansi.
Oleh : INDAH PURMASARI, S.Pd