Uncategorized

Sifat Mulia, Meneladani Pola Kepemimpinan Rasulullah SAW

Meneladani Pola Kepemimpinan Rasulullah SAW
Parizal ( Ketua Umum PC PMII Kabupaten Karimun)

Rasulullah merupakan pemimpin besar umat muslim didunia, Kehidupan Muhammad sejak awal hingga akhir memang selalu dihiasi oleh sifat-sifat mulia. Bahkan sebelum diangkat menjadi Rasul, ia telah memperoleh gelar al-Amin (yang sangat dipercaya) dari masyarakat Makkah pada saat itu.

Tentu dalam menjalankan kehidupan dunia dan beritiqad untuk menjadi seorang pemimpin dalam wadah organisasi, kelompok masyarakat ataupun Negara sekalipun hendaklah kita meniru pola kepemimpinan beliau yang terkenal sangat santun, sifat yang selalu menghargai siapapun yang dihadapainya.

Melihat kondisi seperti saat ini yang pada dasarnya kita sebagai manusia dalam kadaan kekurangan tentu ada baiknya suri tauladan yang baik harus kita contohi agar suatu daerah atau kelompok yang kita pimpin merasakan ketentraman. Siapapun kita entah itu seorang RT, Ketua Organisasi, Kepala Daerah bahkan Kepala Negara sekalipun.

Hal yang pertama dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah kualitas moral-personal yang prima, yang juga sifat wajib bagi Rasul, yakni: Siddiq (Jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fahtanah (cerdas).

Tentu ini adalah faktor yang paling utama kita tanamkan karena kualitas moral-personal yang ini mudah dicontoh. Saya sangat yakin ketika 4 sifat ini kita jalankan pasti masyarakat tau kawan dalam kepengurusan organisasi merasa sangat senang. Sudahkan kita seperti beliau..? (Tentu kita masih dalam proses perbaikan).

Rasulullah ialah orang yang mempunyai Integritas yang telah membuatnya berhasil dalam mencapai tujuan risalahnya. Integritas personalnya sedemikian kuat sehingga tak ada yang bisa mengalihkannya dari apapun yang menjadi tujuannya. Inilah yang perlu kita perbaiki sebagai seorang manusia hakikatnya seorang pemimpin maka perlu integritas yang kuat agar apa yang kita cita-citakan tercapai tanpa harus memikirkan resiko yang berlarut-larut hingga proses ikhtiar pun tidak kita laksanakan.

Berbeda dengan pola kepemimpinan Rasulullah yang menggunakan konsep sahabat (bukan bawahan/pembantu) untuk menggambarkan pola hubungan antara beliau sebagai pemimpin dengan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Sahabat sangat jelas mengandung makna kedekatan dan kesetaraan. kini kita cenderung mendewakan diri karena jabatan bahkan Penerapan pola hubungan egaliter jarang sekali kita lakukan.

Hingga hubungan kita dengan bawahan terasa sangat jauh dan pasti akan terjadi ketidakharmonisan. selanjutnya konsep Kesederhanaan beliau menjadi seorang pemimpin hingga tak ada kesederhanaan rakyatnya yang bisa menandingi. Inilah sebagian dari beberapa pola kepemimpinan yang Rasulullah jalankan, semoga kita bisa mencontohi pola kepemimpin Beliau. Aamiin

 

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close