Kolom Pembaca

PENGANGGURAN MASIH JADI MASALAH

PENGANGGURAN MASIH JADI MASALAH

Nama : Muhammad Iqbal
Nim : 15103057
Mahasiswa SOSIOLOGI STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di dunia. Pastilah banyak permasalahan yang di hadapi oleh Indonesia. Salah satu permasalahan yang timbul di negara kita adalah masalah pengangguran. Hasil yang diharapkan adalah untuk mengurangi dan menekan angka pengangguran di Indonesia. Semakin banyak jumlah pengangguran tetapi tidak sebanding dengan lapangan kerja yang ada. Masalah ini semakin tahun semakin parah. Bukan tidak mungkin dengan banyak nya angka pengangguran akan timbul masalah baru juga seperti naiknya angka kemiskinan.

Seperti halnya kasus penganguran di Kota Tangjungpinang masih banyak masyarakat nya belum memiliki kerjaan. Jika dilihat dari berita harian online http://www.haluankepri.com, Jumlah angka pengangguran di Kota Tanjungpinang saat ini menurut data dari Dinas Kependudukan Kota Tanjungpinang mencapai 9.065 orang. Sementara, jumlah pencari kerja (pencaker) di Kota Tanjungpinang dari tahun lalu sampai sekarang mencapai 1.900 orang. Sementara total jumlah penduduk Kota Tanjungpinang sekitar 243.686 jiwa. Besarnya porsi usia kerja ini meningkatkan resiko tingginya tingkat pengangguran di kota Tanjungpinang apabila tidak diimbangi dengan peningkatan lapangan kerja dan kebijakan pemerintah yang tepat.

Oleh karena itu diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran di kota Tanjungpinang ini. Kebijakan akan efektif bila akar permasalahan pengangguran diketahui. Maka diperlukan penelitian untuk mengetahui permasalahan pengangguran di Tanjungpinang. Menurut Bellante dan Jackson (1990), jika dilihat dari penyebabnya pengangguran dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada. Mereka berada dalam keadaan menganggur karena informasi yang kurang sempurna dan biayanya mahal untuk memperolehnya. Disebut juga pengangguran normal.
2. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat lowongan pekerjaan tetapi membutuhkan keahlian yang berbeda daripada yang dimiliki penganggur atau lowongan pekerjaan berada dalam kawasan geografis lain dari lokasi tempat tinggal penganggur.
3. Pengangguran karena kurangnya permintaan yaitu timbul karena pada tingkat upah dan harga yang sedang berlaku, tingkat permintaan akan tenaga kerja secara keseluruhan terlampau rendah. Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja yang diminta perekonomian secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pekerja yang menawarkan pekerjaan.

Pengangguran sesungguhnya adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Ada beberapa sebab yang menimbulkan pengangguran yaitu sebagai berikut.
1. Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran karena meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja.
2. Ketidakberhasilan sektor industri. Pola investasi yang ada cenderung padat modal menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta oleh dunia kerja.
4. Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara. Krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran sebanyak 15,4 juta orang.
5. Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang cenderung mengurangi jam kerja.
6. Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan pendidikan dari para pencari kerja.
7. Tidak ada kecocokkan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan bersedia mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta pelamar.
8. Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja tidak akan berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus menunggu uluran tangan dari orang lain.
9. Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya pengangguran.
Penentuan besaran UMP didasarkan pada produktivitas tenaga kerja. Penentuan upah minimum bukanlah satu-satunya cara untuk menjaga kesejahteraan pekerja. Pemerintah dapat mengembangkan kebijakan alternatif untuk kesejahteraan pekerja seperti asuransi keselematan kerja dan kesehatan. Selain itu, pemerintah menjaga komitmen dalam pengendalian laju inflasi agar daya beli pekerja tetap terjaga. Menerapkan kebijakan kependudukan preventif yaitu dengan merevitalisasi program Keluarga Berencana (KB) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk. Sedangkan, kebijakan kuratif dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan kualitas SDM.

Saran saya bukan hanya pemerintah sendiri yang harus mengatasi pengangguran, tetapi kita sebagai warga Negara dan generasi muda haruslah menciptakan lapangan pekerjaan juga untuk sesama. Contoh usaha untuk mengurangi pengangguran dengan berwirausaha, kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Jangan hanya terpaku pada keinginan bekerja sebagai orang kantoran. Apa salahnya jika kita berwirausaha dan bila akhirnya bisa berguna, bermanfaat dan bisa untuk menolong orang lain juga.

Selain itu sebagai manusia kita juga harus membekali diri dengan kemampuan dan bakat kita agar bisa bersaing dengan manusia yang lainnya untuk mendapatkan pekerjaan. Sedikit pepatah dari saya,“Sesibuk apapun kerja anda menjadi pegawai pemerintah,anda tetap lah pegawai. Tetapi sekekcil apapun usaha anda dalam berwirausaha.anda adalah bos nya.”

 

Show More
Kepriwebsite

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close